Dalam perjuangan beliau yang diungkapkan oleh salah
seorang muridnya
Ustaz Muhammad
Saleh HM kepada penulis,
“ Bahwa sewaktu beliau melaksanakan kegiatan membangun gedung Madrasah Ibtidaiyah di Mamben Lauk, kerap kali beliau mendapat cemohan, cacian dan hinaan “, hal tersebut di lakukan dan di lontarkan oleh orang-orang yang tidak senang terhadap
perjuangan beliau, bahkan pada saat masyarakat melakukan bergotong royong,
masyarakat sempat di lempar oleh batu dan kotoran, tetapi beliau tetap
menyarankan agar untuk sabar dan tidak memberikan reaksi perlawanan, waktu itu
beliau hanya berkata bahwa orang-orang yang melakukan hal tersebut, mereka
sebenarnya masih buta walau mereka melihat, dalam arti mereka buta mata hatinya
yang masih di tutupi oleh cahaya kebenaran, sehingga mereka melakukan hal yang
tercela.
Ketika
tempramen hinaan, cacian, makian dan cemohan yang berlebihan dari orang-orang
yang tidak senang kepada perjuangan beliau dengan secara terang-terangan,
sehingga dari salah seorang sahabatnya yang bernama H.Mustafa Bakri yang
langsung menghadap dan meminta kepada beliau untuk menumpas orang-orang yang
memperlakukan beliau dengan sikap sedemikian rupa, karena sahabatnya merasa
marah dan sudah tidak tahan lagi atas perlakuan tersebut terhadap beliau, namun
beliau menjawab sahabatnya.
Beliau
berkata pada sahabatnya,
“ Biarlah
mereka berbicara apa saja terhadapku, karena mereka berbicara dengan mulutnya sendiri,
asalkan saja mereka berbicara tidak mengunakan mulud kita “, dan seandainya
saja kalau mulut
kita di pinjam untuk berbicara tentang hal-hal yang tidak di senangi oleh
manusia dan di benci oleh Allah, betapa sakit rasanya mulud kita ini, serta
betapa besarnya dosa kita, untuk itu sahabatku..! aku tahu engkau seorang yang
gagah dan pemberani, tetapi di manakah letak kegagahan dan keberanian
saudara…?, kegagahan dan keberanian hanya di miliki oleh Allah semata, kemudian
kata-kata beliau menjadi penyejuk dari kemarahan sahabatnya, yang akhirnya saat
itu pula hati sahabatnya merasa tersiram dari rasa kemaharahan dan kejengkelan,
kemudian sahabatnya meminta ma’af kepada beliau atas kehilafan yang di perbuat, (Ustaz M.Saleh, HM)
Pada
bagian kisah yang lainnya, ketika beliau sedang melakukan kegiatan da’wah atau
ceramah tentang agama kepada masyarakat dusun Ombe desa mamben daya, bahwa
sepulang beliau dari ombe, sempat di hadang oleh orang-orang yang tidak senang
dan benci kepada perjuangan beliau, orang-orang tersebut membawa senjata tajam
berupa pedang, yang lokasi peristiwanya terjadi di sekitar perbatasan antara
desa mamben daya dan desa mamben lauq, mereka ingin membunuh beliau, tetapai
beliau dengan tenang mengahadapinya, lalu beliau meminta izin kepada
orang-orang yang ingin membunuhnya untuk menginang sejenak (Kebiasaan Beliau),
setelah itu apa yang terjadi, atas izin Allah Swt. Bahwa sebelum beliau
berhenti menginang (Mamaq) pedang yang di bawa oleh mereka tiba-tiba terjatuh
dan mereka gemetar, akhirnya beliau tidak jadi di bunuh, kemudian beliau
bertanya kepada mereka yang ingin membunuhnya itu, “ wahai saudaraku..! “ mengapa anda begitu ingin
membunuhku..?, dan mengapa engkau membenci apa yang aku lakukan kata beliau, mereka menjawab, bahwa kami sebanarnya telah
di suruh dan di upah oleh orang yang membenci Anda.
Setelah
dialog di lakukan oleh beliau kepada mereka yang ingin membunuhnya, namun
beliau tidak pernah benci dan menyimpan dendam kepada orang-orang tersebut,
kemudian beliau mema’afkan orang-orang tersebut, sehingga masyarakat lebih
semakin simpati terhadap beliau atas sikapnya tersebut.
Tantangan
dan hambatan perjuangan beliau melalui tangga pendidikan, lebih berat yang
beliau hadapi ketika beliau berda’wah dan mengembangkan sarana pendidikan di
Tembeng Putik,
peristiwa demi peristiwapun yang terjadi, komplik horizontal antara masyarakat
yang simpati dan yang membenci beliau, bahkan menurut sebagian riwayat bahwa
pertumpahan darahpun sempat terjadi.
Demikian
beberapa tantangan dan hambatan perjuangan beliau yang dapat terungkap, hal ini
merupakan sebagian gambaran tantangan dan hambatan beliau di dalam berjuang
mengembangkan pendidikan ummat melalui tangga pendidikan, tentu sekali masih
banyak lagi tantangan dan hambatan serta rintangan perjuangan beliau yang masih
belum terungkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar