Senin, 07 Januari 2013

Tantangan Dan Hambatan Perjuangan TGH.Muhammad Zainuddin Arsyad



Dalam perjuangan beliau yang diungkapkan oleh salah seorang muridnya Ustaz Muhammad Saleh HM kepada penulis, “ Bahwa sewaktu beliau melaksanakan kegiatan membangun gedung Madrasah Ibtidaiyah di Mamben Lauk, kerap kali beliau mendapat cemohan, cacian dan hinaan “, hal tersebut di lakukan dan di lontarkan oleh orang-orang yang tidak senang terhadap perjuangan beliau, bahkan pada saat masyarakat melakukan bergotong royong, masyarakat sempat di lempar oleh batu dan kotoran, tetapi beliau tetap menyarankan agar untuk sabar dan tidak memberikan reaksi perlawanan, waktu itu beliau hanya berkata bahwa orang-orang yang melakukan hal tersebut, mereka sebenarnya masih buta walau mereka melihat, dalam arti mereka buta mata hatinya yang masih di tutupi oleh cahaya kebenaran, sehingga mereka melakukan hal yang tercela.
 

Ketika tempramen hinaan, cacian, makian dan cemohan yang berlebihan dari orang-orang yang tidak senang kepada perjuangan beliau dengan secara terang-terangan, sehingga dari salah seorang sahabatnya yang bernama H.Mustafa Bakri yang langsung menghadap dan meminta kepada beliau untuk menumpas orang-orang yang memperlakukan beliau dengan sikap sedemikian rupa, karena sahabatnya merasa marah dan sudah tidak tahan lagi atas perlakuan tersebut terhadap beliau, namun beliau menjawab sahabatnya. Beliau berkata pada sahabatnya, Biarlah mereka berbicara apa saja terhadapku, karena mereka berbicara dengan mulutnya sendiri, asalkan saja mereka berbicara tidak mengunakan mulud kita, dan seandainya saja kalau mulut kita di pinjam untuk berbicara tentang hal-hal yang tidak di senangi oleh manusia dan di benci oleh Allah, betapa sakit rasanya mulud kita ini, serta betapa besarnya dosa kita, untuk itu sahabatku..! aku tahu engkau seorang yang gagah dan pemberani, tetapi di manakah letak kegagahan dan keberanian saudara…?, kegagahan dan keberanian hanya di miliki oleh Allah semata, kemudian kata-kata beliau menjadi penyejuk dari kemarahan sahabatnya, yang akhirnya saat itu pula hati sahabatnya merasa tersiram dari rasa kemaharahan dan kejengkelan, kemudian sahabatnya meminta ma’af kepada beliau atas kehilafan yang di perbuat, (Ustaz M.Saleh, HM)

Pada bagian kisah yang lainnya, ketika beliau sedang melakukan kegiatan da’wah atau ceramah tentang agama kepada masyarakat dusun Ombe desa mamben daya, bahwa sepulang beliau dari ombe, sempat di hadang oleh orang-orang yang tidak senang dan benci kepada perjuangan beliau, orang-orang tersebut membawa senjata tajam berupa pedang, yang lokasi peristiwanya terjadi di sekitar perbatasan antara desa mamben daya dan desa mamben lauq, mereka ingin membunuh beliau, tetapai beliau dengan tenang mengahadapinya, lalu beliau meminta izin kepada orang-orang yang ingin membunuhnya untuk menginang sejenak (Kebiasaan Beliau), setelah itu apa yang terjadi, atas izin Allah Swt. Bahwa sebelum beliau berhenti menginang (Mamaq) pedang yang di bawa oleh mereka tiba-tiba terjatuh dan mereka gemetar, akhirnya beliau tidak jadi di bunuh, kemudian beliau bertanya kepada mereka yang ingin membunuhnya itu, wahai saudaraku..! mengapa anda begitu ingin membunuhku..?, dan mengapa engkau membenci apa yang aku lakukan kata beliau,  mereka menjawab, bahwa kami sebanarnya telah di suruh dan di upah oleh orang yang membenci Anda.

Setelah dialog di lakukan oleh beliau kepada mereka yang ingin membunuhnya, namun beliau tidak pernah benci dan menyimpan dendam kepada orang-orang tersebut, kemudian beliau mema’afkan orang-orang tersebut, sehingga masyarakat lebih semakin simpati terhadap beliau atas sikapnya tersebut.

Tantangan dan hambatan perjuangan beliau melalui tangga pendidikan, lebih berat yang beliau hadapi ketika beliau berda’wah dan mengembangkan sarana pendidikan di Tembeng Putik, peristiwa demi peristiwapun yang terjadi, komplik horizontal antara masyarakat yang simpati dan yang membenci beliau, bahkan menurut sebagian riwayat bahwa pertumpahan darahpun sempat terjadi.
Demikian beberapa tantangan dan hambatan perjuangan beliau yang dapat terungkap, hal ini merupakan sebagian gambaran tantangan dan hambatan beliau di dalam berjuang mengembangkan pendidikan ummat melalui tangga pendidikan, tentu sekali masih banyak lagi tantangan dan hambatan serta rintangan perjuangan beliau yang masih belum terungkap.

Betapa besar perjuangan dan pengorbanan beliau demi ummat untuk mengerti tentang ajaran-ajaran agama Islam melalui tangga pendidikan, agar ummat senantiasa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, walau tantangan dan hambatan perjuangan beliau selalu datang silih berganti, namun pada akhirnya tangga pendidikan yang sering di sebut dengan lembaga Maraqitta’limat berkembang pesat di penjuru pelosok pulau lombok bahkan sampai di luar wilayah pulau Lombok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar