Oleh Adlan Mamnun : Perbedaan
fase perkembangan status sosial di dunia anak-anak dalam persahabatan dan
mendapatkan kawan bermain di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah,
berbeda dengan pengertian persahabatan yang terjadi pada orang dewasa, untuk
orang dewasa persahabatan adalah suatu ikatan relasi dengan orang lain, di mana
kepercayaan, pengertian, pengorbanan dan saling membantu satu sama lainnya akan
terjalin dalam periode yang lama, sedangkan di dunia anak-anak tidak seperti
halnya yang terjadi pada orang dewasa, di dunia anak-anak persahabatan terjalin
tidak untuk waktu yang lama, terkadang bila terjadi masalah yang kecil saja,
jalinan persahabatan tersebut akan terputus.
Ada
dua metode penelitian untuk mengetahui arti persahabatan dan kawan bermain di
dalam dunia anak-anak :
1. Dengan
cara kita mengajukan beberapa pertanyaan, seperti ;
Siapa teman dekatmu ? kenapa dia ? apa yang kamu senangi dari dia.......?
2. Dengan
cara kita bercerita tentang persahabatan, kemudian kedua orang sahabat
tersebut bertengkar karena mereka tidak dapat menyelesaikan
masalahnya dengan baik.
Dari
kedua metode tersebut, metode yang nomor dua kita akan banyak mendapatkan
informasi, kemudian kita ajukan pertanyaan kepada anak ; Harus bagaimanakah
situasi itu diselesaikan....?
Dari
banyak informasi yang diberikan anak tersebut, kita akan mendapatkan kesimpulan
yang kita bagi dalam beberapa fase, seperti ;
Fase
Pertama ;
Teman
untuk bermain
Teman
bermain untuk usia anak antara 5 sampai 7 tahun.
Bagi
mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yang menarik yang tempat
tinggalnya dekat di sekitar mereka, dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama.
Kepribadian
dari teman tersebut tidak menjadi masalah, yang terpenting bagi mereka adalah
kegiatan dan mainan apa yang mereka miliki, persahabatan mereka akan terputus
apabila salah seorang dari anak tersebut tidak mau bermain lagi dengan anak
lainnya karena kejenuhan dan kebosanan, persahabatan mereka akan secepat
mungkin terputus dan terbina kembali begitu saja.
Contoh
percakapan yang sering kita temui pada anak-anak usia 5 sampai 7 tahun, antara
lain mengenai berbagi makanan, misalnya ;
“Kalau
kamu memberi saya coklat, kamu temanku lagi”
Dalam
usia ini mereka dengan gampangnya mengatakan tentang berteman, biasanya
percakapan mereka dimulai dengan perkataan “namamu siapa ? dan namaku......”
dan mereka bisa begitu saja berteman setelah saling mengetahui nama
masing-masing.
Fase
Kedua :
Teman
untuk bersama
Teman
bermain dan membangun kepercayaan, untuk usia anak antara 8 sampai 10 tahun.
Dalam
usia mereka ini, pengertian teman sedikit lebih luas dari pada fase pertama,
karena arti teman bagi mereka sudah melangkah ke perasaan saling percaya,
saling membutuhkan dan saling mengunjungi.
Dalam
fase ini seorang anak untuk mendapatkan teman tidak segampang anak pada fase
pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman dari kedua belah pihak.
Mereka
tidak akan mau berteman lagi setelah di antara mereka timbul masalah, seperti ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang
melanggar janji ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang
terkena gosip ;
- Salah seorang di antara mereka tidak mau
membantu, disaat temannya tersebut
membutuhkan pertolongan.
Percakapan
yang sering kita temui pada fase kedua ini, misalnya ;
“Kenapa
kamu pilih dia sebagai temanmu....?”
Dalam
fase ini, seorang anak tidak mudah menjalin persahabatan, biasanya persahabatan
tersebut terjadi setelah beberapa saat mereka saling mengenal baik baru mereka akan
menjalinnya, kadang persahabatan mereka bisa sampai usia dewasa, kadang juga
terputus tergantung factor apa yang terjadi selama persahabatan mereka.
Fase
Ketiga :
Persahabatan
yang penuh dengan saling pengertian
Terjadi
pada anak usia 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar
untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai
tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian.
Pada
fase ini persahabatan memasuki stadium yang sangat pribadi, karena pada umumnya
mereka sedang mengalami masa puber dengan permasalahan psikologis seperti ;
depresi, rasa takut, problem di rumah, atau problem keuangan yang terjadi pada
mereka, biasanya mereka lebih tahu permasalahan psikologis tersebut
dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri.
Persahabatan
pada fase ini bisa berubah seiring dengan berjalannya usia mereka, dari sekedar
teman bermain, kemudian berkembang menjadi teman berbagi kepercayaan dan teman
berbagi emosi.
Persahabatan
tersebut biasanya terputus karena salah seorang dari mereka pindah rumah atau melanjutkan sekolah di kota lain.
Percakapan
di antara mereka yang sering kita dengar pada fase ini, misalnya ;
“Kita
butuh teman yang baik, karena kita bisa berbagi ceritera di mana orang lain
tidak perlu tahu, teman yang baik akan memberi nasihat atau jalan keluar yang
terbaik”
Pentingnya
Persahabatan Untuk Perkembangan Sosial Anak-Anak
Populer
atau Tidak Populer dan Apa Akibatnya
Di
dalam lingkungan sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak
populer, baik anak tersebut lebih menonjol karena kepintaranya atau pun karena
hal yang lainnya.
Mereka
mendapat perhatian lebih, seperti selalu diundang dan hadir di pesta ulang
tahun temannya sedangkan yang tidak populer tidak pernah diundang.
Untuk
mengetahui lebih jauh tentang hubungan sosial anak populer dan tidak populer di
dalam kelas, seorang guru atau kita, dapat mengajukan beberapa pertanyaan
kepada mereka,
seperti
;
- Dengan siapa kamu mau pergi tamasya...?
- Dengan siapa kamu mau duduk...?
Ternyata
anak populer lebih banyak disebut dan anak tidak populer jarang atau sama
sekali tidak disebut.
Untuk
lebih mengetahui anak populer dan tidak populer, pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat dikembangkan lagi dengan pertanyaan-pertanyaan negatif dan
pertanyaan-pertanyaan positif.
Dengan
pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa lebih cepat mengetahui mana anak
populer dan mana anak yang tidak populer dan juga kita bisa lebih cepat
mengetahui serta membantu mengatasi problem si anak pada stadium yang masih
belum terlalu jauh.
Dengan
cara tersebut, pada akhirnya kita bisa membedakan perkembangan anak-anak secara
berurutan, seperti ;
1. Anak-anak
yang menyandang bintang sosiometris
Bintang sosiometris, artinya mereka paling banyak disebut sisi
positifnya dari pada sisi negatifnya, biasanya mereka disenangi dan diakui oleh
teman-temannya sedikit dari mereka yang menyandang bintang sosiometris ini
merasa terasingkan.
2. Anak-anak
yang biasa
Biasanya mereka tidak begitu populer dibandingkan dengan bintang
sosiometris, tetapi mereka lebih banyak
disebut sisi positifnya dan sedikit disebut sisi negatifnya.
3.
Anak-anak yang terisolir
Biasanya mereka tidak disebut sisi positifnya dan juga tidak
disebut sisi negatifnya, sepertinya anak terisolir tersebut tidak terlihat oleh
teman-temannya.
4.
Anak-anak yang terasingkan
Biasanya mereka oleh anak-anak yang lain diasingkan dan tidak
diakui sebagai teman, mereka biasanya sedikit sekali disebut sisi positifnya
dan lebih banyak disebut sisi negatifnya.
Dari
urutan-urutan di atas, kita sebagai orang tua harus cepat tanggap dan tidak
ragu untuk bertanya kepada guru di sekolah, bagaimana perkembangan psikologi
anak di lingkungan sekolah, hal tersebut dilakukan untuk membandingkan
perkembangan psikologi anak di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah,
supaya kita dapat secepatnya menelusuri dan mengetahui apakah anak kita
mempunyai masalah dalam dirinya yang tidak berani diungkapkan kepada kita
sebagai orang tuanya dan kita bisa dengan cepat menangani serta membantu
memecahkan masalah si anak tersebut, sebelum masalah anak tersebut terlanjur
merubah sifat dan karekter si anak.
Faktor-faktor
penting yang mempengaruhi dalam status sosial anak
1. Cara
orang tua mendidik dan membina anak
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan
sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak
mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam
mengembangkan hubungan sosialnya.
Lain halnya dengan anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang
secara penuh dan mereka dididik oleh orang tuanya dengan cara kasar serta
mendapatkan peristiwa yang membuat anak tersebut trauma, maka kita bisa dengan
jelas melihat perbedaan yang mencolok, biasanya anak tersebut sulit
dikendalikan dan memiliki masalah, mereka tidak akan mudah membina hubungan
sosial dan sulit membina persahabatan dengan anak lainnya.
2.
Urutan kelahiran
Urutan kelahiran, mempengaruhi juga dalam status sosial anak,
karena biasanya anak yang paling muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasi
dari pada saudara-saudaranya.
3.
Kecakapan dan keterampilan
mengambil peran
Biasanya anak-anak populer memiliki kecakapan dan keterampilan
dalam mengambil apa pun posisi peran dan posisi peran tersebut dapat berkembang
menjadi lebih baik.
Anak-anak populer biasanya memiliki intellegensi/kecerdasan yang
baik.
Dengan memiliki ciri-ciri tersebut, anak-anak populer lebih mudah
menempatkan dirinya atau beradaptasi dilingkungan yang asing.
4.
Nama
Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat membawa pengaruh. Nama yang dapat diasosiasikan
dengan sesuatu hal, dapat membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial
psikologi anak. karena anak-anak masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu
hal, akibatnya anak tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak
yang lain mencemoohkan karena namanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal.
5.
Daya tarik
Anak-anak yang memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalu
populer daripada anak yang kurang memiliki daya tarik.
Anak-anak yang berumur 3 tahun, sudah bisa membedakan mana
anak-anak yang menarik dan mana anak-anak yang kurang menarik, reaksi
ketertarikkannya hampir sama dengan orang dewasa.
Pada anak usia 3 tahun, anak yang menarik dan anak tidak menarik
tidak begitu kelihatan mencolok, tetapi pada anak usia 5 tahun, hal tersebut
dapat terlihat sangat jelas, anak usia 5 tahun yang tidak menarik biasanya
lebih agresif dan sering tidak jujur dalam bermain, sedangkan pada anak usia 5
tahun yang memiliki daya tarik, biasanya mereka sering diberi masukkan-masukkan
yang positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebih
tinggi, sabaliknya pada anak usia 5 tahun yang tidak menarik rasa percaya
dirinya berkurang karena terpengaruh masukkan-masukkan yang negatif dari
lingkungannya.
6.
Perilaku
Tidak semua anak yang menarik menjadi populer karena masih banyak
faktor lainnya yang bisa mempengaruhi katagori populer.
Perilaku yang membuat anak populer, antara lain ; ramah tamah,
mempunyai rasa simpati, tidak agresif, bisa berkerja sama, suka menolong, suka
memberikan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain.
Secara
umum faktor-faktor di atas terdapat pada anak-anak yang populer, dan
factor-faktor tersebut dapat menentukan status sosial anak, tetapi tidak
selamanya anak populer pada nantinya
dapat menentukan status sosial, sebagian anak-anak yang tumbuh dari lingkungan
yang selalu terjaga pendidikannya, intellegensinya, cakap dan terampil,
mempunyai nama yang baik serta menarik tetapi tidak popular, sebagian lagi ada
juga anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang bermasalah, kurang perhatian
dari orang tua, mempunyai nama yang kurang bagus, dan tidak memiliki daya
tarik, tetapi bisa juga menjadi populer.
Lalu
bagaimana dengan anak-anak yang kurang dihargai seperti ; Anak-anak yang
terisolir dan Anak-anak yang terasingkan.
Kelompok
anak-anak tersebut memiliki nilai yang rendah dari anak-anak seumurnya, akan
tetapi anak-anak yang terisolir lebih mudah diakui dari pada anak-anak yang
terasingkan, namun lama kelamaan anak-anak yang terasingkan akan diakui juga.
Anak-anak
yang terasingkan memiliki resiko adaptasi lebih besar dalam usia menjelang
dewasa, mereka menjadi terasingkan karena ada penyimpangan dari salah satu
factor status sosial anak.
Jika
anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari anak-anak
lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku dan proses belajarnya akan
terganggu.
Beberapa
problem pada anak-anak yang terasingkan, antara lain ;
1. Secara terbuka mereka diasingkan
2. Sering terlibat dalam hal-hal
kejadian interaksi yang negative
3. Mempunyai masalah perilaku
4. Sering memperlihatkan perilaku
agresif
5. Mempunyai status negatif yang
stabil
6. Sering bermasalah di sekolah
Secara
umum anak-anak yang terasingkan, berreaksi dengan dua cara :
1. Menarik
diri
Biasanya
mereka menarik diri dari kontak dengan yang lain, mereka sebetulnya ingin main
dengan anak-anak lainnya, tetapi mereka diacuhkan dan diabaikan keberadaannya,
malahan mereka mengejeknya seperti dengan sebutan “Professor” karena anak tersebut
memakai kacamata, maka dari itu mereka selalu menhindar dari anak-anak lainnya,
di rumah biasanya mereka juga pendiam dan selama mungkin tinggal di kamarnya
dengan membaca komik atau mendengarkan musik, kepada orang tuanya mereka
beralasan tidak suka main di luar.
2. Perilaku
anti social
Biasanya
mereka sulit untuk diatur, padahal anak-anak lainnya tidak suka dengan
perilakunya, misalnya ;
Pada
saat anak-anak yang lain bermain bola, kemudian datang anak yang terasingkan,
tetapi tidak untuk ikut bermain dengan anak-anak lainnya, anak tersebut datang
hanya sekedar untuk mengganggu saja dengan mengambil bolanya, dan apabila ikut
bermain bola pun anak itu akan tampil dengan kasar sehingga membuat anak-anak
lainnya berhenti bermain, anak yang terasing itu akan marah-marah hingga
akhirnya anak-anak yang lain terpaksa mengalah dan bermain bola kembali dengan
aturan-aturan yang dikehendaki oleh anak yang terasing tadi.
Untuk
anak-anak yang terasing ini di negara-negara yang sudah maju, seperti di
Belanda, para orang tua dari anak tersebut akan mendapat laporan dari pengajar
atau guru, kemudian mereka diberikan penyuluhan dan konsultasi dari Psikolog
Anak yang ada di bawah Departemen Urusan Anak-anak Bermasalah, kemudian akan
dikirim ke Departemen Kesehatan untuk gangguan jiwa yang tidak stabil untuk
diberi pengarahan dan keterampilan sosial dalam
cara menyesuaikan diri atau cara beradaptasi di lingkungan rumah maupun
di lingkungan sekolah.
Untuk
orang yang lebih dewasa, mereka diajarkan semacam therapy untuk beradaptasi
dalam lingkungan masyarakat supaya akhirnya mereka bisa mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar